Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, “mencuri”, μανία, “mania”) adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi. *Wikipedia
Siang hari 3 tahun silam, memang sepi-sepinya pengunjung di tempat saya bekerja, dimana hanya 1 shift 1 orang, jadi saya bebas bekerja dengan tanggung jawab penuh dan tanpa pengawasan . Tanpa menghafalkan satu persatu customer yang masuk dan lalu lalang untuk menggunakan jasa layanan internet kami, saya pun asik dengan pekerjaan saya, termasuk browsing-browsing ke link favorit dan chatting dengan teman dunia maya.
Tak lama kemudian kutinggalkan meja kerja dengan laci atas terkunci karena ada uang didalamnya dan laci lainnya tidak terkunci, karena hanya isi buku-buku dan tempat pencil kesayanganku. Sebelum kutinggalkan meja, ada anak gadis berjilbab berdiri didepanku dan meminta bantuan. Saya minta menunggu sebentar karena saya sangat…sangat… kebelet banget pingin ke kamar mandi *baca:pipis*
Tak lama kemudian, waktu kembali ke meja kerja, anak gadis itu sudah pergi dan saya dapati laci tempat buku terbuka sedikit dan spontan saya terkejut melihat dompet kain warna pink yang ada dilaci hilang, tengok kanan kiri dan mencoba mencari tapi ga ada. Saya mencoba mengejar depan warnet tapi sudah ga ada.
Saya masih ingat betul wajah gadis itu, tapi bingung mau cari kemana. Berbekal atribut sekolah yang sempat saya lihat diseragam yang gadis itu pakai, dengan hati geram saat itu juga saya mencoba mendatangi sekolahnya. Yang kebetulan saya juga alumni dari sekolah tersebut, jadi sedikit banyak saya mengenal guru-guru pengajar. Meskipun banyak yang sudah ganti. Setiba di sekolah swasta itu, yang saya dapati sekolahan tersebut tampak sepi karena semua siswa sudah pulang selesai ujian. Meski tanpa membawa bukti dengan tuduhan salah seorang siswa nya yg belum tentu benar… saya pun nekat ke ruang tata usaha. Di ruang tata usaha saya ditemui oleh salah seorang guru yang kebetulan mantan kakak pembinan esktra kurikuler Tapak Suci waktu jaman saya masih menjadi siswa. Disambut dengan senyuman bak reunian, Saya pun menceritakan perihal tersebut dan alhamdulillah kedatanganku diterima dan dipertemukan dengan Guru BP/BK. Mencoba menceritakan kembali, akhirnya guru BP/BK menyarankan untuk memastikan apa betul siswa tersebut salah satu siswanya. Maka aku diminta untuk datang kembali keesokan hari sebelum jam sekolah masuk. Akhirnya saya pun berpamitan dan kembali bekerja. Ada perasaan sedikit tenang meski belum ada harapan barang-barang yang hilang akan kembali.
*******
Keesokan hari saya datang lebih pagi dan standby dibelakang pintu gerbang sekolah, sembari ngobrol dengan bapak security…..satu persatu mata ini tidak berhenti mengamati para siswa yang melintasi pintu gerbang . Begitu terkejutnya saya melihat siswa itu turun dari sepeda motor yang diantar oleh ayahnya. Bergegas saya dekati
Ibuadel : dhek…dhek.. sini dhek….
Siswa : *berjalan mendekat* apa mbak???
Ibuadel : namamu siapa??
Siswa : Wina mbak.
Ibuadel : kamu kelas brp???
Siswa : VIII C
Ibuadel : Ohh,kenal sama Putri ga???!!!
Siswa : Ga kenal mbak
Ibuadel: Hoala ga kenal ya,.. yowis makasih ya 😀
Lalu siswa berjilbab itu berjalan menuju kelas dan sesekali dia menoleh kebelakang. Yang saya lihat ada ketakutan diraut wajahnya siswa berjilbab itu. Tak lama kemudian bel berbunyi “tetttttttt…teeeeetttttttttttttttttt…tetttttttttt” setelah semua siswa masuk ke kelasnya masing2, sekarang giliranku untuk menemui guru BP/BK.
Ibuadel : Asslamu’alaikum..
Guru : Wa’alaikumsalam,.. silahkan masuk mbak.
Dengan bekal nama dan kelas (wina kelas viii c) dan ciri2 siswa tersebut dimulailah pencarian dari database siswa, tapi tidak ditemukan. Di carinya lagi nama wina dari kelas viii – ix tidak ada. Ternyata kesulitan juga kalo hanya dengan menyebutkan nama panggilan dan ciri2 fisik. Ide muncul dari pembantu guru BP/BK yaitu mencari dari buku daftar siswa yang berisi biodata siswa yang lengkap dengan foto. dimulai dari buku siswa,.. kebat kebet khawatir terlewat.
Daftar buku siswa kelas vii ada 6 buku A sampai F tidak ditemukan, next ke buku siswa kelas viii ada 6 buku A sampai F tidak ditemukan juga, next kelas ix ada 5 buku A..B…C..D *kebat kebet buku pelan2 khawatir kelewatan* dan betapa senangnya saya menemukan siswa tersebut ada di buku Kelas IX D, ternyata nama siswa tersebut bernama namanya titis putri lara**** kelas IX D bukan wina kelas viii C.
Mendengar nama siswa yang saya sebutkan tidak membuat guru BPK/BK terkejut melainkan berguman “anak ini lagi!!!”. Guru BP/BK menjelaskan bahwa siswa tersebut memang bermasalah dan sudah jadi kebiasaan mengambil barang milik temannya dikelas. Sudah sering pihak sekolah melakukan pendekatan dan memberikan sangsi kepada siswa dan orang tua wali murid tapi belum ada perubahan.
Sementara saya masih menunggu, diruangan lain guru BP/BK memanggil dan mengintograsi siswa tersebut. Nampak dari kaca pembatas ruangan saya melihat siswa itu ketakutan dan menangis. Kasian juga sih, wong dia salah..yo harus ditindak lanjuti. Tak lama kemudian saya dipanggil untuk masuk ruangan dan guru BP/BK menyampaikan hasil pembicaraan dengan siswa itu, bahwa barang-barang yang diambil masih dia simpan dan berjanji akan mengembalikannya. Untuk mempersingkat waktu diantarlah oleh siswa itu pulang oleh pembantu guru BP/BK untuk mengambil barang-barang tersebut.
Selang beberapa jam , pembantu guru BP/BK dan siswa tiba disekolah. Mereka bilang barang-barang tersebut tidak ada dirumah melainkan sudah dibuang ke tempat sampah. Guru BP/BK semakin geram mendengar berita itu dan memutuskan memanggil wali murid.
Tepat jam 12 siang bel istiharat berbunyi… sementara saya masih menunggu. Nampak dari kejauhan datanglah seorang laki-laki yang masih lengkap dengan seragam kerjanya. Dipersilahkan duduk dan saya pun bersalaman. Ternyata dia adalah ayah siswa tersebut. Membicarakan duduk masalah kepada wali murid dan bersedia mengganti barang-barang yang sudah hilang diantaranya 3 buah flashdisk, ktp, sim, stnk motor dan uang sebesar 80 ribu. Untuk siswa mendapat sanksi dibelajar dirumah selama 1 minggu. Saya diberi alamat rumah dan no. telepon ayah siswa tersebut. Dan meminta saya untuk datang ke rumahnya. Lalu sayapun berpamitan pulang.
****
Beberapa hari kemudian saya mencoba mendatangi rumah siswa tersebut, dan Subhanallah rumahnya milik pasangan pegawai Depag dan Guru tersebut sangat luas dan bagus bangetttt… kutekan bel pintu pagar, tak lama kemudian dengan senyum ramah ibu nya keluar dan mempersilahkan saya untuk masuk keruang tamu, larut dalam obrolan dan permintaan maaf membuat saya menjadi akrab dengan kedua orang tua tersebut. kedua pasangan PNS tersebut berniat akan memindahkan sekolah putrinya ke yayasan yang dipimpin oleh pamannya di Kediri Jatim. Keputusan yang sangat berat buat keluarga tapi ini demi kebaikan, ungkapnya.
Note buat saya pribadi, untuk lebih berhati-hati lagi.
*ilustrasi from google.com